HADAPI MEA, UPT BAHASA TINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS MAHASISWA UNTIDAR

MAGELANG – Pemberlakuan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) mendesak masyarakat Indonesia untuk mulai meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan bahasa asing. UPT Bahasa Universitas Tidar menyadari pentingnya penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa global sehingga dapat menjembatani masalah komunikasi antar negara.

Dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya mahasiswa, UPT Bahasa menyelenggarakan pelatihan bahasa inggris untuk mahasiswa. Pelatihan ini difokuskan pada penguasaan ketrampilan komunikasi yaitu pelatihan English Conversation untuk menambah ketrampilan berkomunikasi dan berinteraksi dalam bahasa Inggris.

“Pelatihan ini tidak dipungut biaya sedikitpun dan masih dibuka kesempatan bagi mahasiswa yang belum sempat mendaftar,” tutur Kepala UPT Bahasa, Dr. Farikah, M.Pd.

Pelaksanaan pelatihan bahasa Inggris ini dimulai bulan April – November 2016. Pelatihan dilaksanakan setiap hari dari Senin – Jumat pukul 14.30 – 16.00 dan 16.00 – 17.30 di ruang UPT Bahasa. Instruktur pelatihan merupakan dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris.

“Sampai saat ini sudah ada 236 mahasiswa yang mendaftar dan kemudian dibagi menjadi 9 kelas dengan jadwal hari dan waktu pelatihan yang berbeda-beda,” tambah Farikah.

Menurutnya, mahasiswa yang belum lancar berbahasa Inggris tidak perlu kecil hati. Para instruktur siap membimbing mahasiswa tahap demi sehingga mahasiswa mampu menyerap dan mempraktekkan materi yang diberikan dengan baik dan lancar. Tujuan akhir pelatihan ini adalah membekali mahasiswa UNTIDAR dengan kemampuan berbahasa Inggris baik tulis maupun lisan untuk level dasar dengan pemberian sertifikat pada akhir pelatihan.

Pelatihan Bahasa Inggris ini sudah dimulai Senin (18/04/2016) lalu. Minggu perdana pelatihan ini diisi dengan materi introducing yourself and introducing someone. Berlanjut ke minggu kedua dengan materi checking information, minggu ketiga describing work and school, dan seterusnya sampai minggu ke-20.

2.1-1

“Saya mengikuti pelatihan ini karena ingin meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris saya. Jadi ketika lulus nanti selain mendapat gelar juga fasih berbahasa Inggris,” kata Sani, salah satu peserta pelatihan bahasa, mahasiswi D3 Akutansi semester 4.

Penguasaan bahasa Inggris mendapat poin tersendiri ketika melamar pekerjaan dan membantu kelancaran dalam bekerja jika mendapat klien atau partner kerja dari luar negri. Tidak ada kata terlambat untuk belajar, maka manfaatkanlah kesempatan pelatihan bahasa Inggris oleh UPT Bahasa ini, bagi mahasiswa yang belum mendaftar bisa menghubungi Ibu Farikah (085642737806).

MENGUKUR KOMPETENSI BERBAHASA INDONESIA LEWAT UKBI

artikel 2

MAGELANG – Sering kali dalam proses melamar pekerjaan terdapat syarat nilai TOEFL atauTest Of English as a Foreign Language sebagai tolok ukur kemampuan berbahasa Inggris. Namun, tahukah Anda ada TOEFL versi Indonesia bernama UKBI?

Menangkap pentingnya mengukur kemampuan berbahasa Indonesia baik untuk mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia, dosen serta guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Universitas Tidar bekerjasama dengan Balai Bahasa Jawa Tengah menyelenggarakan sosialisasi dan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), Kamis (07/04/2016). “UKBI merupakan salah satu bentuk memartabatkan Bahasa Indonesia. Bagaimana bisa mereka terkadang lebih membanggakan diri menggunakan bahasa asing daripada bahasanya sendiri,” kata Prof. Dr. Gufran Ali Ibrahim, M.S.

Gufran yang merupakan Kepala Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jakarta menuturkan bahwa bangsa Indonesia dibangun berdasarkan prinsip kebahasaan. “Pada sumpah pemuda, seluruh bangsa Indonesia dipersatukan kedalam satu bahasa, Bahasa Indonesia,” jelasnya. Dari 720 bahasa di seluruh Indonesia dipilih satu bahasa persatuan dari wilayah Riau, bahasa melayu. Bahasa Indonesia mampu menjadi alat komunikasi antara berbagai suku. “Bisa dibayangkan jika tidak ada Bahasa Indonesia, bagaimana bisa saya yang berasal dari Tidore bisa berkomunikasi dengan orang Jakarta?,” tambahnya.

artikel 2. 2

Ratusan mahasiswa dan dosen UNTIDAR khususnya dari Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia serta guru mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMA/MA/SMK di Kota/Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung mengikuti tes UKBI di Auditorium. “Peserta tinggal datang untuk ujian saja, seluruh peralatan sudah disediakan pihak Balai Bahasa Jawa Tengah,” tutur Kahar Dwi Prihantoro.

UKBI merupakan tes kemahiran (profiency test), bukan tes pencapaian (achievement test). Tes kemahiran berbahasa mengacu pada kriteria penggunaan bahasa (situasi penggunaan bahasa sesungguhnya) yang dihadapi peserta uji. Penggunaan tersebut meliputi kecakapan hidup umum, yaitu ranah kesintasan dan ranah kemasyarakatan serta ranah kecakapan khusus, yaitu ranah keprofesian dan ranah keilmiahan.

Seperti halnya TOEFL, UKBI juga terdiri dari beberapa sesi dan materi yang berbeda. Materi UKBI meliputi; seksi mendengarkan, merespon kaidah, membaca, menulis dan berbicara. “Hari ini tes hanya dilaksanakan dalam 3 seksi yaitu mendengarkan, merespon kaidah dan membaca. Ketiga seksi ini sudah mencukupi standar. Pelaksanaan UKBI dengan 5 seksi hanya dilaksanakan oleh Balai Bahasa Pusat dari Jakarta dan biasanya untuk keperluan tertentu seperti penutur asing yang mau bekerja di Indonesia atau penerjemah,” jelas Kahar yang juga Koordinator UKBI Balai Bahasa Jawa Tengah.

Hasil UKBI berupa peringkat dan predikat yang ditentukan dari skor tertentu. Pemeringkatan hasil UKBI direpresentasikan kedalam tujuh peringkat; istimewa (725-800), sangat unggul (641-724), unggul (578-640), madya (482-577), semenjana (405-481), marginal (326-404) dan terbatas (251-325). “Sampai saat ini, dari UKBI Balai Bahasa Jawa Tengah baru 2 penutur asing yang bisa mendapatkan predikat istimewa. Mayoritas peserta sampai saat ini mendapatkan hasil madya atau unggul,” tutur Kahar. Test UKBI diselenggarakan oleh Balai Bahasa pada tiap provinsi dari Sabang sampai Merauke. Sistem bahkan soal yang diujikan juga diseragamkan. Jika terjadi kebocoran pada salah satu provinsi maka semua soal akan diperbaharui.

Berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas Nomor 152/U/2003 tanggal 28 Oktober 2003, Menteri Pendidikan Nasional saat itu telah mengukuhkan UKBI sebagai sarana untuk menentukan kemahiran berbahasa Indonesia di kalangan masyarakat. Sayangnya informasi ini sepertinya belum meluas ke khalayak luas bahkan sebagian besar peserta tes UKBI di UNTIDAR baru mengetahui adanya tes kemahiran berbahasa Indonesia beberapa hari sebelum acara diselenggarakan. “Harusnya UKBI diwajibkan sebagai syarat kelulusan. Bagaimana kita bisa memartabatkan Bahasa Indonesia jika standar nilai bahasa hanya mengacu pada Bahasa Inggris saja,” tutur Tri Agus Gunawan, S.H., M.H. salah satu dosen MKDU UNTIDAR yang mengikuti tes UKBI.